Setelah mengalami pemanggangan otak dan pemanasan
sebagai “master student” di negeri jamur [baca:Korea Selatan], akhirnya bisa
juga posting sesuatu yang semoga saja bermanfaat buat yang membutuhkan
informasi tentang salah satu instrument yang cukup terkenal ini “mikroskop”.
Semuanya pasti udah pada kenal yang namanya
mikroskop, nih alat terkenal banget, bahkan sering sekali muncul di buku – buku
pelajaran anak SD…hahaha….
Anyway,
mikroskop yang ini cukup unik dan lain dari pada yang lain, bisa melakukan
pembesaran hingga 200 juta kali, dan juga struktur bahan yang ingin diperbesar
bisa dilihat secara tiga dimensi…
(ga perlu pake
kacamata 3 dimensi untuk ngelihatnya – langsung otomatis keluar gambar 3D-nya
di layar computer..)
Well,
marilah sejenak melihat mikroskop ini dari kacamata ‘science’
SEM (Scanning Electron microscope)
Salah satu jenis
mikroskop yang menggunakan elektron untuk melakukan pembesaran objek,
yaitu dengan cara melakukan pembacaan sekilas (scanning) pada sampel dengan
menggunakan elektron yang berenergi tinggi, yang ditembakkan dari sumber
electron dengan pola yang berbeda – beda. Elektron yang ditembakkan tersebut,
berinteraksi dengan atom pada sampel yang akan menghasilkan sinyal, sinyal
tersebut akan memberikan informasi tentang topografi permukaan sampel,
komposisi sampel dan beberapa
karakteristik lainnya.
Sebelum secara langsung mengenai sampel, elektron
yang ditembakkan dari electron gun yang berada di pada bagian atas
mikroskop, melewati alur vertical dalam keadaan vakum, kemudian melewati da
erah elektromagnetik dan lensa, yang kemudian sampai pada sampel di bagian
bawah rangkaian mikroskop. Sampel yang terkena tembakan elektron akan
memancarkan elektron dan X-ray. Elektron
yang dipancarkan oleh sampel berupa backscattered
electron (BSE) primer, secondary
electron (SE), dan elektron auger. Pancaran elektron backscattered primer
dan elektron sekunder akan diperkuat, kemudian detektor akan menangkap pancaran
tersebut (BSE dan SE) serta
X-ray, selanjutnya mengkonversi ketiganya menjadi sinyal yang kemudian dikirim
ke layar monitor. Gambar yang terlihat pada monitor inilah hasil dari
keseluruhan prosesnya.
[skema elektron scattering saat elektron ditembakkan ke sampel]
[Skema kerja SEM]
Preparasi Sampel
Karena SEM menggunakan kondisi vakum dan menggunakan elektron untuk
menghasilkan gambar,maka harus dilakukan proses preparasi khusus. Kandungan air
yang terdapat pada sampel harus dihilangkan dari sample, karena air akan
menguap pada kondisi vakum. Sampel yang berupa metal tidak membutuhkan
preparasi khusus. Namun, jika sampel adalah non-logam harus dilakukan coating terlebih dahulu. Coating ini bertujuan untuk membungkus sampel
dengan material yang bisa menghantarkan listrik, prosesnya dinamakan “sputter
coating”.
Kelebihan
- Mudah untuk di gunakan dengan software yang ‘friendly interface’.
- Hanya membutuhkan sedikit sampel untuk mendapatkan hasil yang mudah.
- Akuisisi data persampel (waktu analisa) sangat cepat, hanya sekitar 5 menit persampel.
- Data dalam bentuk digital yang sangat portable.
Kekurangan
- Sample harus berupa padatan dan harus bersesuain dengan chamber.
- EDS detector tidak bisa mendeteksi elemen
yang sangat ringan seperti H, He dan Li, dan juga tidak bisa mendeteksi elemen
yang nomor atomnya kurang dari 11.
untuk informasi lebih detail tentang elektron scatering, see my next post...
Electron Scattering
FYI....
niat kutulis dalam bahasa nasional negaraku...
untuk kamoe kamoe, orang Indonesia....
just for share...
I hope it usefull for you...
LEAve a command yap!
1 komentar:
Thanks infonya, Mbak. berguna banget lho
Posting Komentar