Intro:
Udah lama
ga ngeksis di dunia maya, akhirnya pingin nulis-nulis lagi, berhubung ga ada
ide harus nulis apaan. Akhirnya diputuskan untuk nulis sinopses Kdrama. Daaaaaaaaaannnn,
drama yang terpilih untuk direkap kali ini adalaaahhhhhhh “Descendant of the
Sun” atau 태양의 후예
SINOPSIS Descendant of the Sun Episode 3
Bersambung dari episode sebelumnya, Tim Medis dari Haesung
Hospital berdiri di Bandara Urk, menunggu jemputan, disaat yang bersamaan
helikopter tentara Korea datang. Helikopter mendarat beberapa tentara dari
pasukan khusus Tim Alfa, turun dari helicopter tersebut, termasuk Komandan Tim
Yoo Shi Jin (Song Joong Ki). Tentara tersebut berjalan menuju ke arah Tim Medis
berdiri, dan kapten Shi Jin berjalan mendahului. Seperti yang sudah dikisahkan
di episode sebelumnya, dr. Kang Moo Yeon (Song Hye Kyo) berjalan ke arah
helicopter mendarat untuk mengambil syal miliknya yang tertiup angin, iapun
terpanah melihat Kapten Shi Jin berjalan menghampirinya, dan seolah tak
mengenalnya sang kapten tetap berjalan menuju para Tim Medis berdiri, dan
memperkenalkan dirinya, bahwa ia adalah Kapten Yoo Shi Jin yang akan betanggung
jawab terhadap keselamatan mereka saat bertugas di Urk.
Setelah Sang Kapten memperkenalkan diri, komando diambil
alih oleh wakilnya Sersan Mayor Seo Dae Yong. Ia menginformasikan bahwa dalam
helicopter militer yang akan mereka tumpangi hanya diperbolehkan membawa “tas
militer” sehingga barang-barang mereka yang penting harus dipindahkan ke tas
tersebut. Koper dan barang lainnya akan diantar ke tempat mereka, dan akan
sampai sekitar besok malamnya. Kemudian Sang Sersan menginformasikan bahwa
helicopter yang akan membawa mereka akan berangkat sekitar sepuluh menit lagi,
yaitu pukul 13:02 *beuh sampe menitnya di mention juga~~~~~~~
Setelah rombongan tim medis sampai di camp militer mereka
disambut oleh sekelompok anggota tim *tentara* yang menyanyikan sebuah lagu
sambil menari *khas militer gitu dueh*. Ada beberapa orang yang memberikan
bunga kepada anggota tim medis *sepertinya hanya diberikan pada tim medis yang
bergender wanita*. Karena hal ini, ada Pak Dokter yang ke-Ge eR-an, dikirain si
dia yang mau dikasih kalung Bunga. Namun kemudian dia berhasil mengalihkan
perhatian dengan memberikan lirik nyanyian yang langsung direspon oleh dokter
muda disebelahnya, dan kemudian mereka berdua menari-nari dengan tidak jelasnya
*FYI: dokter yang masih muda itu bilang senang sekali tidur di barak, rasanya
seperti MT (membership training) atau semacam camping gitu deh.
*Balik lagi ke pemberian bunga selamat datang* Pemberi bunga tersebut salah satunya adalah Kim Gi Beom, anak muda pencuri handphone Sersan Dae Yong yang kemudian ditolong untuk melepaskan diri dari “persahabatan ala gangster”. Saat para anggota Tim Medis mulai meng-unpack barang-barang bawaan mereka, Kim Gi Beom menghampiri dr. Moo Yeon an Suster Minji. Iapun memperkenalkan diri, namun nampaknya kedua wanita ini tak mengenalinya hingga Gi Beom memberikan kode bahwa ia adalah salah satu pasiean kecelakaan yang sempat melarikan diri dari Instalasi Gawat darurat di rumah sakit Haesung beberapa waktu lalu. Setelah keduanya mengingat siapa sosok Gi Beom, mereka nampaknya sangat takjub bagaimana Gi Beom bisa sampai di tempat itu. Sang dr. Moo Yeon pun penasaran apakah lukanya sudah sembuh total hingga meminta Gi Beom untuk loncat ditempat. Saat ditanya oleh suster Min Ji, apakah ia sudah tidak mencuri dompet lagi Gi Beom dengan tegas menjawab “Kopral Kim Gi Beom, Anggota Korean Army menjunjung tinggi loyalitas dan kesatuan tim”.
Scene beralih ke pak dokter *ini siapa namanya lupa* dan suster Ha Jae Ae, suster tersebut meng-unpack barang bawaannya, yang ditemani oleh Pak Dokter Ajushi *sebut saja itu nicknamenya* yang dengan semangat sekali memantul-mantulkan badannya di spring bed. sang suster memberi peringatan untuk menghentikan aktivitas sang dokter yang mungkin akan berusak tempat tidur itu “berhenti sebelum musim semi menghilang karena ulahmu”.
Pak Dokter ini mengajak
sang suster untuk melarikan diri mengingat mereka tidak tahu berapa banyak
pasien korban perang ataupun pasien penyakit endemik yang ada disekitar situ.
Pak dokter menjelaskan bahawa keberadaan mereka disitu adalah sebuah hukuman,
seperti yang sudah mereka dengan saat pemilik rumah sakit menelpon dokter Moo
Yeon di bandara tadi. Dengan agak kesal suster menjawab,
“aku sudah dihukum, yaitu mengenalmu selama 30 tahun”
“wah apakah mengenalku itu sebuah hukuman” Pak dokter Ajushi menjawab dengan
kesal juga
“kalo bukan hukuman, apa mengenalmu itu hadiah” suster menimpali masih dengan
nada jengkel, Pak dokter kemudian melanjutkan aktivitasnya memantulkan badannya
dengan tidak jelas, sambil berkata
“Aku akan menghilangkan musim semi dan mematahkan kasurnya”
Disisi lain, sang mas dokter
yang masih muda *ini juga lupa namanya*, sedang berada di depan camp,
sepertinya menikmati pemandangan dan mengambil beberapa gambar dengan
kameranya. Ia memotret tanaman bunga *atau rumput, entahla* yang ditanam di sepatu
khas anggora army. Secara tidak sengaja ia mengambil gambar salah satu anggota
tim khusus, kemudian yang bersangkutan meminta kameranya dan mengeceknya.
Setelah tahu bahwa gambarnya diambil, ia meminta sang mas dokter *nickname
lagi* untuk menghapus gambar dirinya. Sang mas dokter mengira bahwa karena
gambarnya tidak bagus, maka ia minta untuk dihapus, dan kemudian mengambil
gambarnya kembali. Namun, bukan itu maksud sang tentara, ia bukanlah orang
untuk diambil gambarnya, saat ditanya kenapa, ia hanya menjawab bahwa itu
adalah “aturan”. Selanjutnya ketua tim
medis dr. Kang Moo Yeon datang dan menjelaskan bahwa mereka memang seperti itu.
Banyak hal yang harus disembunyikan dan mereka tidak bisa memberitahukannya
kepada orang lain karena itu adalah aturan. Sang mas dokterpun bingung, kenapa
seniornya tersebut sampai tahu hal itu “선배는 어떻게
알았어?”
Sang dr. Moo Yeon pun
melanjurkan perjalanan kearah lainnya, ia membenarkan posisi sepatunya. Mungkin ia merasa
ada sesuatu didalam sepatunya dan ia mencopotnya, dan membaliknya untuk
memastikan tidak ada sesuatu didalamnya. Disisi
lain, Kapten Shi Jin keluar dari truk tentara dengan membawa bungkusun kuning. Kapten
berjalan menuju ruangan tanpa memperhatikan dr. Moo Yeon yang ada di depannya.
Hingga dr. Moo Yeon pun bertanya-tanya
“apa dia memang tidak melihatku, atau memang sengaja tidak menghiraukanku”
Setelah memasuki ruangan,
Sang Kapten berdiri sejenak melihat dokter tersebut memasang sepatunya kembali
dari pantulan kaca. Dan menlanjutkan ke tempat dimana Sersan Seo Dae Yong
berada kemudian memberikan paketan itu. Sersan Dae Yong masih fokus dengan apa
yang dia kerjakan di depan layar komputer. Kapten Shi Jin, memintanya untuk
membuka langsung paketan tersebut, dengan bahasa resmi dan nada bercanda, bahwa
Myeong Ju adalah cewek yang baik hati, saat sang mantan pacar harus bertugas ia
bahkan mengirimkan hadiah untuknya. Sersan Dae Yong pun masih tidak ingin
membuka paketan itu, ia akan membukanya nanti saja. Tapi Kaptennya tetap
menggodanya dan menyuruhnya untuk membuka paketan tersebut bahkan hingga bilang
secara tidak langsung “buka paketan tersebut seperti seorang pria” *eeeeng
Saat paketan tersebut dibuka,
ada beberapa hadiah yang diperuntukkan untuk anggota tim alfa. Kaptenpun
bertanya “mana hadiah untukku” sersan kemudian memberikan kardusnya kepada sang
kapten. Yang dimaksud sang kapten adalah dari hadiah sebanyak itu, mana hadiah
untuk Sersan Seo Dae Yong sendiri. Di dalam kotak tersebut terdapat surat yang
menyatakan bahwa Letnan Myeong Ju juga akan ditugaskan di daerah tersebut,
itulah hadiah untuk sersan Dae Yong. Mendengan berita itu, sersan nampaknya kurang
bahagia, *atau emang bahagia tapi wajahnya tetap datar, entahlaaa
Di Korea sana, Letnan Myeong
Ju sedang menghadap ayahnya yang juga sebagai atasannya. Ia menyampaikan
informasi *dan sepertinya pamitan* bahwa ia akan ditugaskan ke Urk. Iapun
secara tidak langsung memberikan penjelasan bahwa ia sangat senang ditugaskan
kesana. Ayahnyapun kemudian memberikan peringatan bahwa, ia lebih menyukai
Komandan Yoo Shi Jin karena ia memiliki bakat sebagai Jendral. Sang Ayah
berharap bahwa Shi Jin lah yang akan menjadi menantunya, bukan seorang sersan
yang dipilih anaknya. Myong Ju pun berargumen bahwa Sersan Seo Dea Yong memilih
jalannya sekarang bukan karena ia menuruti apa kata ayahnya sebagai seorang
seniornya, melainkan lebih karena Sersan Seo Dae Yong memang adalah seorang
yang berjiwa prajurit yang sesungguhnya. Oleh karenaya, Myeong Ju menyukainya.
Jika ayahnya masih menghentikannya, maka ayahkan akan kehilangan seorang
subordinatnya, letnan Lee Myeong Ju, serta anaknya, Lee Myong Ju.
Ditengah – tengah camp militer korea yang berada in the middle of nowhere, dr, Moo Yeon masih bisa melakukan panggilan atau ngobrol dengan rekan sejawatnya sesama dokter di Korea. Ia bercerita bahwa pacar Myeong Ju dan tentara yang ia temui dulu juga berada disitu. Sebelum obrolan berakhir, ternyata telepon terputus, yang kemudian menyadarkan dr, Moo Yeon bahwa ia memang berada di daerah terpencil.
Setelah itu, dr. Moo Yeon melihat gerombolan akan lokal bermain dan menjilati sesuatu *sepertinya terbuat dari logam*, dengan bahasa isyarat dr. Moo Yeon menyuruh meraka untuk tidak memakan barang tersebut dan memberikan makanan kecil untuk salah satu anak lokal yang ditemuinya, yang kemudian mengakibatkan semua anak lokal yang bermain disitu mengeroyoknya dan meminta hal yang sama *makanan* kepadanya. Tak alam kemudian Kapten Shi Jin datang, dan berbicara dengan anak-anak tersebut dengan bahasa lokal, kapten menyuruhnya ke training ground dan meminta makanan kepada sersan Choi. Dr. Moo Yeon pun bertanya apa yang ia katakan kepada mereka, dengan nada bercanda ia memjawab
Dengan kesal sang dokter
meninggalkan kapten Shi Jin, dan kemudian terdapat seperti ranjau yang
teraktivasi. Sang kapten pun menyuruh dokter untuk berhenti disitu, dengan
wajah penuh kekhawatiran ia memberitahukan bahwa baru saja sang dokter
menginjak ranjau darat. Dengan paniknya sang dokter bertanya
“ranjau darat? Beneran aku
menginjak ranjau darat?Terus aku harus bagaimana?”
“jangan bergerak, kaki kananmu” jawab sang kapten
“beneran? Trus bagaimana? Aku akan mati?”
“ aku sudah berada di bidang ini selama 16 tahun, dan selama itu tidak ada
cerita ada orang yang selamat dari ranjau darat” dengan penuh kekhawatiran dan
sangat serius
“teganya dirimu mengatakan
hal itu, kamu ini seorang tentara, lakukan sesuatu?” *masih dengan ekspresi
panik* “aku melihat di film ada yang bisa menaklukkan ranjau darat hanya dengan
sebuah pisau swiss army, kalian khan special tim, lakukan sesuatu”
“selama 25 tahun aku hanya
melihat hal itu terjadi sekali” *dengan wajah yang sangat menyakinkan
“tuh kan, ada khan yang bisa menaklukkannya, tuh khan adaa, siapa mereka?”
“orang yang ada di film yang dokter tonton” dengan sedikit senyum kecil sang
kaptem menjawab
“hey, kamu!!!!” dengan membentak
“aku adalah satu-satunya orang yang bisa menyelamatkanmu disini, apakah
sekarang kamu mengataiku?”
“makanya lakukan sesuatu….!!!”
Sang kapten menempatkan
kakinya disebelah kaki kanan sang dokter dan mengatakan bahwa ia akan menginjak
ranjaunya agar sang dokter bisa selamat. Sang dokterpun bertanya apakah
ranjaunya tidak akan meledak. Tentu saja akan meledak, dan Kapten Shi Jin akan
menggantikan dokter Moo Yeon menjadi korban ranjau. Dokter semakin geram dan
membentak kemudian mereka terjatuh. Dokter Moo Yeon ketakutan, tapi Shi Jin
dengan senyum bahagia bertanya
“apa kabar selama ini?”
Dokter Moo Yeon dengan wajah
kesal *sepertinya sambil menangis* pergi meninggalkan sang Kapten. Sang kapten
mengikutinya hingga di training ground, tempat untuk pesta selamat datang
menyambut tim medis. Wakil komandan *wakil kapten Shi Jin*, bertanya ada apa
dengan sang dokter, dan Shi Jin pun menjawab kalo ia membuatnya menangis, saat
ditanya kok bisa secepat itu, iapun menjawab bahwa ia juga kaget dengan dirinya
sendiri, kok bisa membuat dokter Moo Yeon menangis secepat itu
Komandan Shi Jin meminta
maaf, walaupun dengan nada ringan ia menggunakan bahasa resmi. Dokter Moo Yeon berusaha untuk menghindar, namun
kemudian ia memaafkan Kapten Shi Jin *kapten atau komandan, whatever yaa
intinya Shi Jin ini Big Boss nya gitu*
Lagu kebangsaan Korea
dikumandangkan *instrumen doank sih* dan di sisi lain camp militer tersebut ada
bendera kebangsaan mereka sedang dikibarkan. Sontak Sang Komandan memberikan
hormat dan semua anggota militer juga, anggota tim medis yang sedang berpesta
juga berdiri untuk memberikan hormat. Sedangkan dokter Moo Yeon nampaknya masih
kebingungan, dengan lembutnya sang kapten membalikkan badan dokter untuk
melihat kearah bendera yang sedang dikibarkan dan Moo Yeon juga memberikan
hormat. Dengan lirih Kapten Shi Jin mengatakan “다시 만나서
반가워요” *then giving a killing smile*
Keesokan harinya diawali
dengan adanya satu barisan prajurit yang jogging, dokter Moo Yeon dan dua
suster kebetulan sedang mencuci muka setelah bangun tidur. Mereka nampaknya
sangat ‘terkesima’ dengan pemandangan para prajurit yang melakukan jogging
pagi. Kapten Shi Jin datang dan menanyakan jadwal tim medis kedapa sang ketua
tim, tanpa melihat penanya *karena masih fokus pada prajurit yang jogging*,
dokter Moo Yeon meminta kapten untuk sedikit menyingkir agar mereka bisa
melihat prajurit – prajurit tersebut. kemudian, sang kapten memberikan aba –
aba untuk berlari ditempat dan menghentikan jogging pagi mereka.
Kegiatan tim medispun dimulai. Kegiatan
mereka dimulai dengan check up kesehatan para prajurit, dan semua prajurit akan
diambil sampel darahnya. Banyak prajurit yang bergerombol kearah dokter Moo
Yeon, hingga ia bercanda bahwa akan sangat sakit jika ia mengambil darah. Sang
kapten datang dan bertanya kenapa berkerumun, para prajuritpun memberinya
jalan. Saat tahu semua mengerumuni dokter Moo Yeon, Sang komandan sepertinya
akan menuju tempat antrian lainya. Tapi kemudian dokter Moo Yeon memanggilnya
untuk diambil jadi orang pertama yang akan diambil darahnya dengan dalih ia
adalah pimpinan batalion.
Dokter Moo Yeon melakukan
candaan ringan bahwa ia tidak dapat menemukan urat nadinya, sehingga akan sulit
untuk mengambil darahnya. Komandan YSJ pun menimpali bahwa urat darahnya akan
mudah terlihat karena mereka sering berolahraga dan melakukan pekerjaan berat.
YSJ juga berbisik apa karena ia belum memaafkannya dengan candaan kemarin maka
dokter KMY melakukan hal itu. Sang dokter menimpali bahwa ia bukanlah orang yang
mendendam seperti itu. Komandan tersebut
dengan cepat menunjukkan letak urat darahnya dan membantu tangan dokter MY
untuk menancapkan jarumnya. Sang dokter sangat kaget, dan ia segera mencari
tabung untuk menampung darah yang sudah diambilnya.
Tiba – tiba seorang ajushi datang untuk berterima kasih kepada sang
komandan YSJ. Mereka mengobrol sebentar, kemudian terdengar suara, dan sontak
kapten menanyakan keadaan diluar melalui alat komunikasi radio. Dari laporan
melalui alat komunikasi tersebut dapat diketahui bahwa sedang terjadi kecelakan
di jalan dekat lereng bukit. Kapten segera menuju tempat itu untuk melakukan
pengecekan bersama dua anggota timnya. Di tempat kejadian ditemukan pria yang
sudah meninggal dengan tatto ditangannya, dan satu lagi meminta untuk tidak
ditembak dan berdalih bahwa ia dari UM *dari PBB. Pria ini mencari kunci
mobilnya, dan ternyata sang komandan YSJ sudah mengambilnya duluan. Ia memerintahkan Sersan SDY untuk memeriksa isi muatan
truk. Korban kecelakaan yang selamat tadi kemudian berhasil mengambil senjata
dari dalam truknya, sontak kapten mengambil senjata itu dan membuangnya. Dari
dalam mobil ini ternyata ditemukan muatan yang berupa senjata api, yang akan
diselundupkan di daerah perbatasan. Anggota militer korea ini kemudian
menyerahkan truk dan awaknya kepada polisi lokal untuk mereka tangani. Dan
tentara korea wakil dari UN ini hanya akan melaporkan kejadian ini keatasan
mereka di kota, tidak perlu menulis laporan panjang lebar atas kejadian ini.
Tetibanya di camp militer,
kapten dan wakilnya bertemu dengan dokter KMY, sang dokter ingin menanyakan
password wifi, namun wakil kapten tidak memberikannya dengan alasan keamanan,
namun ia merekomendasikan untuk pergi ke down town, untk menggunakan wifi
disalah satu café disana. Kebetulan sang kapten juga akan ke down town untuk
memberikan laporanm jadi dokter KMY bisa menumpang pada kapten YSJ. Kaptenpun
bercanda kepada wakilnya itu apakah ia tidak salah makan tadi pagi.
Dokter dan kapten berangkat
menuju kota terdekat dengan mengendarai mobil warna biru *eeeng ga penting,
hahaha* mereka melewati jalan sepi sekali yang melingkari bukit. Dokter KMY
melakukan pembicaraan melalui telepon bahwa ia akan mentransfer uang melalui
ebanking, walaupun ia sedang berada di luar neger. Saat ditanya oleh YSJ apakah
itu sangat penting, dokter MY menjelaskan bahwa ia harus mentrasfer uang deposit
untuk membuka kliniknya sendiri karena ia akan mengundurkan diri dari rumah
sakit. YSJ menjawab apakah karena skandal dengan direktur rumah sakit tersebut.
MY kaget kenapa ia bisa tahu, dan YSJ menjelaskan bahwa seluruh anggota tim
membicarakan hal itu saat ia tidak ada. Singkat cerita, YSJ menyesal bahwa ia
mundur untuk mendekati bu Dokter hanya untuk bu dokter ‘bertemu’ *ngedate* ama
orang macam itu. Dan dokterpun menjadi geram karena sebenernya mereka tidak
‘dating’. Dokter berusaha mengalihkan pembicaraan dan menanyakan dimanakah
mereka berada. Kapten menjawan dengan malas
“ini tempat jauh”
“aku tidak bertanya jarak” “sebentar, apa kamu merasa terganggu dengan
pertanyaanku, jawabanmu seakan begitu”
“tidak aku tidak terganggu”
“lalu kenapa nadamu seperti itu”
“tidak, aku tidak terganggu”
Merekapun sampai di down
town, kapten YSJ meminta dokter KMY untuk mengingat jalan menuju tempat itu,
mungkin suatu saat sang dokter harus kesitu tanpa ditemani kapten YSJ. Mobil
berhenti mendadak di depan sebuah toko, dan setelah masuk kedalam toko, di
dalam ada seorang cewek korea. YSJ bertanya apakah pemilik tokonya sudah
berganti, sang cewek sediit marah dan mengatakan bahwa ia dan Daniel *pemilik
toko* adalah co-pemilik. YSJ saling memperkenalkan kedua wanita yang ada di
depannya, dan sang kapten meninggalkan dokter di tempat itu untuk mendapatkan
wifi. Ia
berpesan agar tidak bertengkar dengan wanita pemilik toko itu karena ia
memiliki pistol. *thahahhaha*
Komandan YSJ melakukan pelaporan
kepada atasannya, dan singkat cerita ia diminta untuk membuat laporan terhadap
insiden yang sudah terjadi. Karena mereka biasanya sudah bernegosiasi dengan
polisi setempat. Diakhir laporannya, komandan YSJ diberi secarik kertas yang
berisi penugasan sersan SDY kembali ke Korea. Disisi lain sersan SDY juga sudah
menerima kabar tersebut. Teringat saat selesai training militer, dan seluruh
prajurit akan makan siang, komander mereka *ayah Letnan Yoon Myeong Ju* datang
dan ingin makan siang dengan mereka. Beliau memilih tempat duduk di depan
sersan SDY. Setelah semua prajurit tidak meninggalkan ruang makan tersebut,
sang komander bertanya apakah sersan SDY sedang berpacaran dengan putrinya,
dengan tegas sang sersan menjawab ia. Tanpa basa – basi sang komander
memberikan pesan bahwa untuk kebaikan keduanya, sebaiknya hubungan tersebut
tidak diteruskan. Saat ditanya apakah itu perintah, komander tersebut menjawab,
ia lebih suka bahwa itu bukan diartikan sebagai perintah, tapi sebuah pilihan
yang bijak oleh sersan SDY.
Dalam perjalanan dari down
town menuju camp militer, komandan YSJ nampak sedih. Dokter KMY pun bertanya
apakah ada sesuatu yang terjadi. Sang kapten menjawab bahwa salah satu anak
buahnya akan di transfer dari Mowuru.
“apakah kamu bersedih karena iri kepada temanmu yang akan bertugas
mendekati rumah? Atau sedih karena akan berpisah dengan kolegamu itu”
“aku sedih karena perintah itu tiba-tiba datang”
“bukankan semua prajurit menaati perintah”
“perintah itu bukan dari komander kami, tapi dari seorang ayah”
“oh, melodrama yang dibintangi ayah Myong Ju nampaknya masih airing, aku jadi
penasaran bagaimana mereka bertemu”
Kapten YSJ pun menceritakan bagaimana mereka bertemu untuk pertama kalinya.
Saat batalion SDY sedang
dalam training, perwira MYJ merupakan dokter yang mengawal training mereka. Saat
itu SDY menolong banyak koleganya dan menyemangatinya untuk sampai titik akhir.
Sebagai dokter pengawas, MJ mengingatkan SDY untuk menjaga staminanya agar dia
juga bisa sampai di titik akhir dengan selamat. Karena cara Myong Ju
mengingatkan dengan sengitnya, percakapan yang seakan berdebat terjadi. SDY
berkata walaupun ia menolong banyak temannya ia tidak akan kehabisan stamina
dan ia akan menjadi orang pertama yang berada dititik akhir. MJ menjawab apakah
itu semua untuk sebuah liburan yang ia inginkan, untuk mengacaukan acara
pernikahan mantan pacarnya. Dan dengan lantang tanpa ragu, SDY menjawab “iya
memang begitu”. Kemudian saat SDY akan berangkat ke acara pernikahan mantan
pacarnya tersebut, tiba-tiba MJ masuk ke mobil dan secara tidak langsung ia
akan ikut diacara tersebut, iapun ganti baju pesta dimobil dengan konsep ‘bidadari’.
Ia melakukan hal itu dengan satu syarat.
Cerita kapten YSJ berhenti sampai disitu, dan Kapten YSJ serta doket KMY sampai di suatu pantai.
“jika ingin mendengar cerita selanjutnya ikuti aku” lanjut kapten YSJ
Banyak pertanyaan yang diajukan oleh sang dokter. Ia juga sangat penasaran apakah syarat yang diajukan
MJ. Jawaban dari kapten adalah “disitu
aku masuk”. Ceritapun berlanjut, ternyata ayah MJ sudah bermaksud menjodohkan
anak perempuannya itu dengan kapten YSJ, dan MJ tau bahwa kapten YSJ akan
menjadi komandan dari sersan SDY. Iapun meminta kepada sersan SDY untuk
mengatakan pada komandannya itu jikalau ia dan sersan SDY sudah berpacaran. Hal
ini dikarenakan MJ tidak menaruh hati dengan kapten YSJ, sosoknya bukanlah tipe
lelaki yang dia suka, karena ia terlihat congkak dimata MJ. Sersan SDY
menyetujui syarat yang diajukan.
Dokter KMJ mengomentari
cerita YSJ dengan sebuah persetujuan “memang MK sangat berbakat untuk merusak
hubungan suatu pasangan”.
Mereka akan mengendari kapal
boat untuk menuju ke suatu tempat, dan dokter KMY tak masih penasaran
“sebentar, apakah maksud ceritamu itu bahwa sersan SDY, MJ dan kau ada dalam cinta segitiga?”
“iya”
“sampai sekarang?”
“iya”
“lalu, bagaimana posisimu disitu”
“kenapa kau banyak tanya, kukira kamu tidak tertarik padaku”
“aku memang tidak tertarik, hanya penasaran saja”
“tapi pertanyaanmu itu menunjukkan bahwa kamu tertarik padaku”
Kapal boat pun melaju menuju suatu pantai, di pantai tersebut terdapat bangkai kapal. Pantai tersebut terlihat sangat indah dengan airnya yang berwarna biru jernih dan pasirnya yang putih, bangkai kapal yang sudah berkarat tersebut melengkapi keindahan pantainya.
Dokter MY terkagum dengan
keindahan pemandangan yang ada di depan matanya. Dokter MY ingin mengekplorasi
bangkai kapal tersebut. Percakapan pun dilanjutkan sambil keduanya berjalan
menuju reruntuhan kapal. Komandan YSJ menceritakan bahwa ada suatu mitos bahwa
jika ingin kembali berkunjung ke tempat tersebut, kita harus mengambil batu
yang ada dipantai itu. Dokter MY tak percaya, jikalau mitos itu benar, pasti
batu disitu akan habis. Sang kapten melanjutkan cerita, jika orang tersebut
berkesempatan untuk datang lagi, maka ia harus meletakkan batu yang ia ambil
ditempat semula. Keduanya terus berjalan menyusuri bangkai kapal. Keindahan bangkai
kapal tersebut benar-benar menyihir dokter MY, dan ia benar-benar tergakum. Dokter
pun bertanya kepada sang kapten apakah ia pernah tersihir dengan suatu
keindahan, ia menjawab
“pernah, kurasa kamu tahu”
diam sejenak “aku belum mendapatkan jawabannya, apa kabarmu selama ini, apakah
kamu masih tetap ‘seksi’ di ruang operasi?”
dokter MY menjawab dengan menjelaskan keadaannya sekarang, bahwa ia tidak lagi
bertugas dirunag operasi. Dengan adanya situasi yang mengahruskan dia dikirim
ketempat itu, bukan karena ia dengan senang hati menjadi relawan. Saat ia kembali ke
Korea, ia harus menata kembali karirnya untuk mendapatkan tempatnya seperti semula.
Ia akan menjadi dokter yang sangat sibuk.
“oh, I see” jawab YSJ
singkat.
Hari sudah mulai gelap,
beberapa anggota tim medis yang lain yang berada di camp militer mempersiapkan
makan malam mereka. Dokter Ajushi *baru tahu namanya dokter Sang Hyun* membuat
telor ceplok dan bibimbap dengan ukuran besar. Mereka akan memakannya
bersama-sama dengan ditempat yang sama, namun mas dokter menolak, ia ingin
mengambil bagiannya ke piring kecil miliknya, ia juga mengambil telor ceplok
satu-satunya yang ada di bimbimbap itu. Hal itu membuat Pak Dokter Ajushi
geram, ia mengambil telur tersebut dan memakannya, sehingga si mas dokter agak
kesal dan tidak jadi makan. Ia kemudian pergi keluar untuk menelpon istrinya
yang sedang hamil, tiba – tiba ia dikagetkan dengan kedatangan anak kecil
penduduk lokal yang memegangnya dengan tangan sangat kotor sehingga baju
putihnya terkotori oleh cap tangan dari anak itu. Ia langsung menyudahi
pembicaraannya lewat telpon. Si mas dokter ini mengingatkan anak kecil itu agar
tidak memegang sembarangan orang yang ia temui dengan tangannya yang kotor. Beberapa saat kemudian, anak kecil tersebut muntah dan
tiba-tiba pingsan. Si mas dokter membopongnya kedalam ruang medis. Bertepatan dengan
mobil sang kapten dan dokter MY tiba di camp militer tersebut kembali.
anak tersebut dibaringkan dalam ruangan perawatan medis. Diagnosa dilakukan
langsung oleh dokter MY, tapi tidak ada diagnosa yang pasti dengan melihat
beberapa tanda yang muncul. Kemudian sang kapten, memberikan saran
“apakah mungkin ia teracuni oleh timbal”
“apakah ia menjilati sesuatu” tanya dokter MY kepada si mas dokter
“iya, dia menjilati jarinya sambil berbicara, aku tak mengerti bahasa mereka”
“dia terkena anemia akibat dari malnutrisi, setelah timbal masuk dalam tubuhnya
ia mengenalinya sebagai nutrisi dan tubuhnya menyerapnya dalam jumlah yang
cukup banyak, sehingga ia pada kondisi ini” diagnosa dari dokter MY setelah
mendengat penjelasan mas dokter dan mengingat kejadian yang dialaminya bersama
beberapa anak kecil lainnya disekitar camp militer tersebut
kapten beranjak pergi dan
memintanya untuk memanggilnya saat anak ini terbangun, mengingat ia bisa
berbicara sedikit menggunakan bahasa mereka. Dokter MY berterima kasih dan
bermaksud untuk membuat garis bahwa tim medis dan tim militer sebaiknya
menjalankan tugasnya masing-masing. Mereka berdua sedikit berdebat karena
sulitnya sang dokter untuk mendiagnosa penyakit.
Sang kapten menyusuri tangga
dan menuju ruangan, yang kemudian terdengar suara sirine *sepertinya tanda
keadaan darurat*. Wakil kapten melaporkan kepadanya bahwa FPCon *semacam
keadaan darurat* memerintahkan untuk menjaga keamanan medicube *ruang
perawatan* dengan ketat karena akan ada pasien VIP yang harus dirawat disitu. Prajuritpun
bersiap dengan segala perlengkapan perang mereka dan memerintahkan tim medis
untuk berkumpul di ruang perawatan tau medicube.
Pasien VIP tersebut adalah Bapak Mubarat, ketua pererikatan negara arab dan merupakan salah satu anggota royal family dari kerajaan uni emirat arab. beliau melakukan kujungan ke timur tengah dan kebetulan melintasi daerah tersebut. beliau juga merupakan politikus yang sangat disegani di negara – negara arab, berperan aktif dalam menjaga perdamaian negara – negara arab, juga merupakan salah satu kandidat penerima noble prize. Namun ia juga merupakan salah satu target musuh sebagai orang yang berada dalam daftar list untuk dibunuh. Petinggi militer di Korea, akan mengontrol kondisi militer di daerah perbatasan tersebut, dengan mempertimbangkan kondisi politik di korea.
Di camp militer di Urk, tim
medis dan tim khusus sudah bersiap untuk menyambut kedatangan pasien VIP. Kapten
YSJ memberikan rekam medis pasien kepada dokter KMY, namun banyak dari data
medis yang disembunyikan. Sang dokter maklum mengingat pasien tersebut adalah
orang penting, sehingga keadaan sebenarnya tentang kondisi kesehatan mereka
adalah kelemahan mereka.
Melalui radio komunikasi,
kapten YSJ diminta melaporkan kondisi di camp tersebut, dan Blue House juga
memonitor keadaan. Tim medis melakukan pemeriksaan awal, namun kondisi dari
pasien VIP dengan apa yang tertulis di rekam medisnya kurang sesuai. Tiba –
tiba tekanan darahnya menurun dan kondisinya menjadi sangat kritis, dokter MY
menyarankan untuk segara dilakukan tindakan operasi. Namun bodyguard Pak
Mubarat ini menolah dengan keras, mengatakan bahwa hanya dokter arab yang boleh
membedah Pak Mubarat, dan dokter tersebut akan tiba satu jam kemudian. Perdebatan
terjadi antara Dokter MY dan ketua bodyguard *sebutlah begitu*, dan disisi lain
Kapten SJ mendapat perintah dari atasannya untuk tidak mengambil tindakan yang
membahayakan posisi politis dan diplomatis militer Korea. Kapten SJ bertanya
kepada dokter MY apakah pasien memang bisa diselamatkan, dokter MY tak langsung
menjawab melainkan memberikan penjelasan tentang kondisi pasien. Kapten SJ
mengulangi pertanyaannya, bisa atau tidak pasien diselamatkan. Dokter MY
menjawab “iya bisa”. Kapten SJ pun mematikan radio komunikasinya, dan
mengarahkan senjatanya kearah bodyguard dan menyuruh dokter MY untuk segera
melakukan tindakan penyelamatan.
*taraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
bersambung
Eeeeng iiiinggg eeengggggg……
Tetep seru, silahkan melihat
sendiri ceritanya. Maafkeun dengan sinopsis yang masih kacau dan belepotan. Hahahhaha..
here it is soundtrack of the day *baru keluar tadi malam*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar