Kamis, 03 Maret 2016

SINOPSIS - REVIEW - RECAP Descendants of the Sun Episode 3

Intro: 
Udah lama ga ngeksis di dunia maya, akhirnya pingin nulis-nulis lagi, berhubung ga ada ide harus nulis apaan. Akhirnya diputuskan untuk nulis sinopses Kdrama. Daaaaaaaaaannnn, drama yang terpilih untuk direkap kali ini adalaaahhhhhhh “Descendant of the Sun” atau 태양의 후예

SINOPSIS Descendant of the Sun Episode 3
Bersambung dari episode sebelumnya, Tim Medis dari Haesung Hospital berdiri di Bandara Urk, menunggu jemputan, disaat yang bersamaan helikopter tentara Korea datang. Helikopter mendarat beberapa tentara dari pasukan khusus Tim Alfa, turun dari helicopter tersebut, termasuk Komandan Tim Yoo Shi Jin (Song Joong Ki). Tentara tersebut berjalan menuju ke arah Tim Medis berdiri, dan kapten Shi Jin berjalan mendahului. Seperti yang sudah dikisahkan di episode sebelumnya, dr. Kang Moo Yeon (Song Hye Kyo) berjalan ke arah helicopter mendarat untuk mengambil syal miliknya yang tertiup angin, iapun terpanah melihat Kapten Shi Jin berjalan menghampirinya, dan seolah tak mengenalnya sang kapten tetap berjalan menuju para Tim Medis berdiri, dan memperkenalkan dirinya, bahwa ia adalah Kapten Yoo Shi Jin yang akan betanggung jawab terhadap keselamatan mereka saat bertugas di Urk.





Setelah Sang Kapten memperkenalkan diri, komando diambil alih oleh wakilnya Sersan Mayor Seo Dae Yong. Ia menginformasikan bahwa dalam helicopter militer yang akan mereka tumpangi hanya diperbolehkan membawa “tas militer” sehingga barang-barang mereka yang penting harus dipindahkan ke tas tersebut. Koper dan barang lainnya akan diantar ke tempat mereka, dan akan sampai sekitar besok malamnya. Kemudian Sang Sersan menginformasikan bahwa helicopter yang akan membawa mereka akan berangkat sekitar sepuluh menit lagi, yaitu pukul 13:02 *beuh sampe menitnya di mention juga~~~~~~~

Setelah rombongan tim medis sampai di camp militer mereka disambut oleh sekelompok anggota tim *tentara* yang menyanyikan sebuah lagu sambil menari *khas militer gitu dueh*. Ada beberapa orang yang memberikan bunga kepada anggota tim medis *sepertinya hanya diberikan pada tim medis yang bergender wanita*. Karena hal ini, ada Pak Dokter yang ke-Ge eR-an, dikirain si dia yang mau dikasih kalung Bunga. Namun kemudian dia berhasil mengalihkan perhatian dengan memberikan lirik nyanyian yang langsung direspon oleh dokter muda disebelahnya, dan kemudian mereka berdua menari-nari dengan tidak jelasnya *FYI: dokter yang masih muda itu bilang senang sekali tidur di barak, rasanya seperti MT (membership training) atau semacam camping gitu deh. 


*Balik lagi ke pemberian bunga selamat datang* Pemberi bunga tersebut salah satunya adalah Kim Gi Beom, anak muda pencuri handphone Sersan Dae Yong yang kemudian ditolong untuk melepaskan diri dari “persahabatan ala gangster”. Saat para anggota Tim Medis mulai meng-unpack barang-barang bawaan mereka, Kim Gi Beom menghampiri dr. Moo Yeon an Suster Minji. Iapun memperkenalkan diri, namun nampaknya kedua wanita ini tak mengenalinya hingga Gi Beom memberikan kode bahwa ia adalah salah satu pasiean kecelakaan yang sempat melarikan diri dari Instalasi Gawat darurat di rumah sakit Haesung beberapa waktu lalu. Setelah keduanya mengingat siapa sosok Gi Beom, mereka nampaknya sangat takjub bagaimana Gi Beom bisa sampai di tempat itu. Sang dr. Moo Yeon pun penasaran apakah lukanya sudah sembuh total hingga meminta Gi Beom untuk loncat ditempat. Saat ditanya oleh suster Min Ji, apakah ia sudah tidak mencuri dompet lagi Gi Beom dengan tegas menjawab “Kopral Kim Gi Beom, Anggota Korean Army menjunjung tinggi loyalitas dan kesatuan tim”.

Scene beralih ke pak dokter *ini siapa namanya lupa* dan suster Ha Jae Ae, suster tersebut meng-unpack barang bawaannya, yang ditemani oleh Pak Dokter Ajushi *sebut saja itu nicknamenya* yang dengan semangat sekali memantul-mantulkan badannya di spring bed. sang suster memberi peringatan untuk menghentikan aktivitas sang dokter yang mungkin akan berusak tempat tidur itu “berhenti sebelum musim semi menghilang karena ulahmu”. 
Pak Dokter ini mengajak sang suster untuk melarikan diri mengingat mereka tidak tahu berapa banyak pasien korban perang ataupun pasien penyakit endemik yang ada disekitar situ. Pak dokter menjelaskan bahawa keberadaan mereka disitu adalah sebuah hukuman, seperti yang sudah mereka dengan saat pemilik rumah sakit menelpon dokter Moo Yeon di bandara tadi. Dengan agak kesal suster menjawab,
“aku sudah dihukum, yaitu mengenalmu selama 30 tahun”
“wah apakah mengenalku itu sebuah hukuman” Pak dokter Ajushi menjawab dengan kesal juga
“kalo bukan hukuman, apa mengenalmu itu hadiah” suster menimpali masih dengan nada jengkel, Pak dokter kemudian melanjutkan aktivitasnya memantulkan badannya dengan tidak jelas, sambil berkata
“Aku akan menghilangkan musim semi dan mematahkan kasurnya”


Disisi lain, sang mas dokter yang masih muda *ini juga lupa namanya*, sedang berada di depan camp, sepertinya menikmati pemandangan dan mengambil beberapa gambar dengan kameranya. Ia memotret tanaman bunga *atau rumput, entahla* yang ditanam di sepatu khas anggora army. Secara tidak sengaja ia mengambil gambar salah satu anggota tim khusus, kemudian yang bersangkutan meminta kameranya dan mengeceknya. Setelah tahu bahwa gambarnya diambil, ia meminta sang mas dokter *nickname lagi* untuk menghapus gambar dirinya. Sang mas dokter mengira bahwa karena gambarnya tidak bagus, maka ia minta untuk dihapus, dan kemudian mengambil gambarnya kembali. Namun, bukan itu maksud sang tentara, ia bukanlah orang untuk diambil gambarnya, saat ditanya kenapa, ia hanya menjawab bahwa itu adalah “aturan”. Selanjutnya ketua tim medis dr. Kang Moo Yeon datang dan menjelaskan bahwa mereka memang seperti itu. Banyak hal yang harus disembunyikan dan mereka tidak bisa memberitahukannya kepada orang lain karena itu adalah aturan. Sang mas dokterpun bingung, kenapa seniornya tersebut sampai tahu hal itu “선배는 어떻게 알았어?”

Sang dr. Moo Yeon pun melanjurkan perjalanan kearah lainnya, ia membenarkan posisi sepatunya. Mungkin ia merasa ada sesuatu didalam sepatunya dan ia mencopotnya, dan membaliknya untuk memastikan tidak ada sesuatu didalamnya. Disisi lain, Kapten Shi Jin keluar dari truk tentara dengan membawa bungkusun kuning. Kapten berjalan menuju ruangan tanpa memperhatikan dr. Moo Yeon yang ada di depannya. Hingga dr. Moo Yeon pun bertanya-tanya
“apa dia memang tidak melihatku, atau memang sengaja tidak menghiraukanku”

Setelah memasuki ruangan, Sang Kapten berdiri sejenak melihat dokter tersebut memasang sepatunya kembali dari pantulan kaca. Dan menlanjutkan ke tempat dimana Sersan Seo Dae Yong berada kemudian memberikan paketan itu. Sersan Dae Yong masih fokus dengan apa yang dia kerjakan di depan layar komputer. Kapten Shi Jin, memintanya untuk membuka langsung paketan tersebut, dengan bahasa resmi dan nada bercanda, bahwa Myeong Ju adalah cewek yang baik hati, saat sang mantan pacar harus bertugas ia bahkan mengirimkan hadiah untuknya. Sersan Dae Yong pun masih tidak ingin membuka paketan itu, ia akan membukanya nanti saja. Tapi Kaptennya tetap menggodanya dan menyuruhnya untuk membuka paketan tersebut bahkan hingga bilang secara tidak langsung “buka paketan tersebut seperti seorang pria” *eeeeng


Saat paketan tersebut dibuka, ada beberapa hadiah yang diperuntukkan untuk anggota tim alfa. Kaptenpun bertanya “mana hadiah untukku” sersan kemudian memberikan kardusnya kepada sang kapten. Yang dimaksud sang kapten adalah dari hadiah sebanyak itu, mana hadiah untuk Sersan Seo Dae Yong sendiri. Di dalam kotak tersebut terdapat surat yang menyatakan bahwa Letnan Myeong Ju juga akan ditugaskan di daerah tersebut, itulah hadiah untuk sersan Dae Yong. Mendengan berita itu, sersan nampaknya kurang bahagia, *atau emang bahagia tapi wajahnya tetap datar, entahlaaa

Di Korea sana, Letnan Myeong Ju sedang menghadap ayahnya yang juga sebagai atasannya. Ia menyampaikan informasi *dan sepertinya pamitan* bahwa ia akan ditugaskan ke Urk. Iapun secara tidak langsung memberikan penjelasan bahwa ia sangat senang ditugaskan kesana. Ayahnyapun kemudian memberikan peringatan bahwa, ia lebih menyukai Komandan Yoo Shi Jin karena ia memiliki bakat sebagai Jendral. Sang Ayah berharap bahwa Shi Jin lah yang akan menjadi menantunya, bukan seorang sersan yang dipilih anaknya. Myong Ju pun berargumen bahwa Sersan Seo Dea Yong memilih jalannya sekarang bukan karena ia menuruti apa kata ayahnya sebagai seorang seniornya, melainkan lebih karena Sersan Seo Dae Yong memang adalah seorang yang berjiwa prajurit yang sesungguhnya. Oleh karenaya, Myeong Ju menyukainya. Jika ayahnya masih menghentikannya, maka ayahkan akan kehilangan seorang subordinatnya, letnan Lee Myeong Ju, serta anaknya, Lee Myong Ju.


Ditengah – tengah camp militer korea yang berada in the middle of nowhere, dr, Moo Yeon masih bisa melakukan panggilan atau ngobrol dengan rekan sejawatnya sesama dokter di Korea. Ia bercerita bahwa  pacar Myeong Ju dan tentara yang ia temui dulu juga berada disitu. Sebelum obrolan berakhir, ternyata telepon terputus, yang kemudian menyadarkan dr, Moo Yeon bahwa ia memang berada di daerah terpencil.


Setelah itu, dr. Moo Yeon melihat gerombolan akan lokal bermain dan menjilati sesuatu *sepertinya terbuat dari logam*, dengan bahasa isyarat dr. Moo Yeon menyuruh meraka untuk tidak memakan barang tersebut dan memberikan makanan kecil untuk salah satu anak lokal yang ditemuinya, yang kemudian mengakibatkan semua anak lokal yang bermain disitu mengeroyoknya dan meminta hal yang sama *makanan* kepadanya. Tak alam kemudian Kapten Shi Jin datang, dan berbicara dengan anak-anak tersebut dengan bahasa lokal, kapten menyuruhnya ke training ground dan meminta makanan kepada sersan Choi. Dr. Moo Yeon pun bertanya apa yang ia katakan kepada mereka, dengan nada bercanda ia memjawab
“aku menyuruhnya pergi, kalau tidak mereka akan kutembak”.


Dengan kesal sang dokter meninggalkan kapten Shi Jin, dan kemudian terdapat seperti ranjau yang teraktivasi. Sang kapten pun menyuruh dokter untuk berhenti disitu, dengan wajah penuh kekhawatiran ia memberitahukan bahwa baru saja sang dokter menginjak ranjau darat. Dengan paniknya sang dokter bertanya
“ranjau darat? Beneran aku menginjak ranjau darat?Terus aku harus bagaimana?”
“jangan bergerak, kaki kananmu” jawab sang kapten
“beneran? Trus bagaimana? Aku akan mati?”
“ aku sudah berada di bidang ini selama 16 tahun, dan selama itu tidak ada cerita ada orang yang selamat dari ranjau darat” dengan penuh kekhawatiran dan sangat serius
“teganya dirimu mengatakan hal itu, kamu ini seorang tentara, lakukan sesuatu?” *masih dengan ekspresi panik* “aku melihat di film ada yang bisa menaklukkan ranjau darat hanya dengan sebuah pisau swiss army, kalian khan special tim, lakukan sesuatu”
“selama 25 tahun aku hanya melihat hal itu terjadi sekali” *dengan wajah yang sangat menyakinkan
“tuh kan, ada khan yang bisa menaklukkannya, tuh khan adaa, siapa mereka?”
“orang yang ada di film yang dokter tonton” dengan sedikit senyum kecil sang kaptem menjawab
“hey, kamu!!!!” dengan membentak
“aku adalah satu-satunya orang yang bisa menyelamatkanmu disini, apakah sekarang kamu mengataiku?”
“makanya lakukan sesuatu….!!!”

Sang kapten menempatkan kakinya disebelah kaki kanan sang dokter dan mengatakan bahwa ia akan menginjak ranjaunya agar sang dokter bisa selamat. Sang dokterpun bertanya apakah ranjaunya tidak akan meledak. Tentu saja akan meledak, dan Kapten Shi Jin akan menggantikan dokter Moo Yeon menjadi korban ranjau. Dokter semakin geram dan membentak kemudian mereka terjatuh. Dokter Moo Yeon ketakutan, tapi Shi Jin dengan senyum bahagia bertanya
“apa kabar selama ini?”
“wah itu semua bohongan, huaaaaaaaaaa” sambil berteriak - teriak


Dokter Moo Yeon dengan wajah kesal *sepertinya sambil menangis* pergi meninggalkan sang Kapten. Sang kapten mengikutinya hingga di training ground, tempat untuk pesta selamat datang menyambut tim medis. Wakil komandan *wakil kapten Shi Jin*, bertanya ada apa dengan sang dokter, dan Shi Jin pun menjawab kalo ia membuatnya menangis, saat ditanya kok bisa secepat itu, iapun menjawab bahwa ia juga kaget dengan dirinya sendiri, kok bisa membuat dokter Moo Yeon menangis secepat itu

Komandan Shi Jin meminta maaf, walaupun dengan nada ringan ia menggunakan bahasa resmi.  Dokter Moo Yeon berusaha untuk menghindar, namun kemudian ia memaafkan Kapten Shi Jin *kapten atau komandan, whatever yaa intinya Shi Jin ini Big Boss nya gitu*
Lagu kebangsaan Korea dikumandangkan *instrumen doank sih* dan di sisi lain camp militer tersebut ada bendera kebangsaan mereka sedang dikibarkan. Sontak Sang Komandan memberikan hormat dan semua anggota militer juga, anggota tim medis yang sedang berpesta juga berdiri untuk memberikan hormat. Sedangkan dokter Moo Yeon nampaknya masih kebingungan, dengan lembutnya sang kapten membalikkan badan dokter untuk melihat kearah bendera yang sedang dikibarkan dan Moo Yeon juga memberikan hormat. Dengan lirih Kapten Shi Jin mengatakan “다시 만나서 반가워요” *then giving a killing smile*




Keesokan harinya diawali dengan adanya satu barisan prajurit yang jogging, dokter Moo Yeon dan dua suster kebetulan sedang mencuci muka setelah bangun tidur. Mereka nampaknya sangat ‘terkesima’ dengan pemandangan para prajurit yang melakukan jogging pagi. Kapten Shi Jin datang dan menanyakan jadwal tim medis kedapa sang ketua tim, tanpa melihat penanya *karena masih fokus pada prajurit yang jogging*, dokter Moo Yeon meminta kapten untuk sedikit menyingkir agar mereka bisa melihat prajurit – prajurit tersebut. kemudian, sang kapten memberikan aba – aba untuk berlari ditempat dan menghentikan jogging pagi mereka.

Kegiatan tim medispun dimulai. Kegiatan mereka dimulai dengan check up kesehatan para prajurit, dan semua prajurit akan diambil sampel darahnya. Banyak prajurit yang bergerombol kearah dokter Moo Yeon, hingga ia bercanda bahwa akan sangat sakit jika ia mengambil darah. Sang kapten datang dan bertanya kenapa berkerumun, para prajuritpun memberinya jalan. Saat tahu semua mengerumuni dokter Moo Yeon, Sang komandan sepertinya akan menuju tempat antrian lainya. Tapi kemudian dokter Moo Yeon memanggilnya untuk diambil jadi orang pertama yang akan diambil darahnya dengan dalih ia adalah pimpinan batalion.
Dokter Moo Yeon melakukan candaan ringan bahwa ia tidak dapat menemukan urat nadinya, sehingga akan sulit untuk mengambil darahnya. Komandan YSJ pun menimpali bahwa urat darahnya akan mudah terlihat karena mereka sering berolahraga dan melakukan pekerjaan berat. YSJ juga berbisik apa karena ia belum memaafkannya dengan candaan kemarin maka dokter KMY melakukan hal itu. Sang dokter menimpali bahwa ia bukanlah orang yang mendendam seperti itu. Komandan tersebut dengan cepat menunjukkan letak urat darahnya dan membantu tangan dokter MY untuk menancapkan jarumnya. Sang dokter sangat kaget, dan ia segera mencari tabung untuk menampung darah yang sudah diambilnya.

Tiba – tiba seorang ajushi datang untuk berterima kasih kepada sang komandan YSJ. Mereka mengobrol sebentar, kemudian terdengar suara, dan sontak kapten menanyakan keadaan diluar melalui alat komunikasi radio. Dari laporan melalui alat komunikasi tersebut dapat diketahui bahwa sedang terjadi kecelakan di jalan dekat lereng bukit. Kapten segera menuju tempat itu untuk melakukan pengecekan bersama dua anggota timnya. Di tempat kejadian ditemukan pria yang sudah meninggal dengan tatto ditangannya, dan satu lagi meminta untuk tidak ditembak dan berdalih bahwa ia dari UM *dari PBB. Pria ini mencari kunci mobilnya, dan ternyata sang komandan YSJ sudah mengambilnya duluan. Ia memerintahkan Sersan SDY untuk memeriksa isi muatan truk. Korban kecelakaan yang selamat tadi kemudian berhasil mengambil senjata dari dalam truknya, sontak kapten mengambil senjata itu dan membuangnya. Dari dalam mobil ini ternyata ditemukan muatan yang berupa senjata api, yang akan diselundupkan di daerah perbatasan. Anggota militer korea ini kemudian menyerahkan truk dan awaknya kepada polisi lokal untuk mereka tangani. Dan tentara korea wakil dari UN ini hanya akan melaporkan kejadian ini keatasan mereka di kota, tidak perlu menulis laporan panjang lebar atas kejadian ini.


Tetibanya di camp militer, kapten dan wakilnya bertemu dengan dokter KMY, sang dokter ingin menanyakan password wifi, namun wakil kapten tidak memberikannya dengan alasan keamanan, namun ia merekomendasikan untuk pergi ke down town, untk menggunakan wifi disalah satu café disana. Kebetulan sang kapten juga akan ke down town untuk memberikan laporanm jadi dokter KMY bisa menumpang pada kapten YSJ. Kaptenpun bercanda kepada wakilnya itu apakah ia tidak salah makan tadi pagi.

Dokter dan kapten berangkat menuju kota terdekat dengan mengendarai mobil warna biru *eeeng ga penting, hahaha* mereka melewati jalan sepi sekali yang melingkari bukit. Dokter KMY melakukan pembicaraan melalui telepon bahwa ia akan mentransfer uang melalui ebanking, walaupun ia sedang berada di luar neger. Saat ditanya oleh YSJ apakah itu sangat penting, dokter MY menjelaskan bahwa ia harus mentrasfer uang deposit untuk membuka kliniknya sendiri karena ia akan mengundurkan diri dari rumah sakit. YSJ menjawab apakah karena skandal dengan direktur rumah sakit tersebut. MY kaget kenapa ia bisa tahu, dan YSJ menjelaskan bahwa seluruh anggota tim membicarakan hal itu saat ia tidak ada. Singkat cerita, YSJ menyesal bahwa ia mundur untuk mendekati bu Dokter hanya untuk bu dokter ‘bertemu’ *ngedate* ama orang macam itu. Dan dokterpun menjadi geram karena sebenernya mereka tidak ‘dating’. Dokter berusaha mengalihkan pembicaraan dan menanyakan dimanakah mereka berada. Kapten menjawan dengan malas
“ini tempat jauh”
“aku tidak bertanya jarak” “sebentar, apa kamu merasa terganggu dengan pertanyaanku, jawabanmu seakan begitu”
“tidak aku tidak terganggu”
“lalu kenapa nadamu seperti itu”
“tidak, aku tidak terganggu”

Merekapun sampai di down town, kapten YSJ meminta dokter KMY untuk mengingat jalan menuju tempat itu, mungkin suatu saat sang dokter harus kesitu tanpa ditemani kapten YSJ. Mobil berhenti mendadak di depan sebuah toko, dan setelah masuk kedalam toko, di dalam ada seorang cewek korea. YSJ bertanya apakah pemilik tokonya sudah berganti, sang cewek sediit marah dan mengatakan bahwa ia dan Daniel *pemilik toko* adalah co-pemilik. YSJ saling memperkenalkan kedua wanita yang ada di depannya, dan sang kapten meninggalkan dokter di tempat itu untuk mendapatkan wifi. Ia berpesan agar tidak bertengkar dengan wanita pemilik toko itu karena ia memiliki pistol. *thahahhaha*

Komandan YSJ melakukan pelaporan kepada atasannya, dan singkat cerita ia diminta untuk membuat laporan terhadap insiden yang sudah terjadi. Karena mereka biasanya sudah bernegosiasi dengan polisi setempat. Diakhir laporannya, komandan YSJ diberi secarik kertas yang berisi penugasan sersan SDY kembali ke Korea. Disisi lain sersan SDY juga sudah menerima kabar tersebut. Teringat saat selesai training militer, dan seluruh prajurit akan makan siang, komander mereka *ayah Letnan Yoon Myeong Ju* datang dan ingin makan siang dengan mereka. Beliau memilih tempat duduk di depan sersan SDY. Setelah semua prajurit tidak meninggalkan ruang makan tersebut, sang komander bertanya apakah sersan SDY sedang berpacaran dengan putrinya, dengan tegas sang sersan menjawab ia. Tanpa basa – basi sang komander memberikan pesan bahwa untuk kebaikan keduanya, sebaiknya hubungan tersebut tidak diteruskan. Saat ditanya apakah itu perintah, komander tersebut menjawab, ia lebih suka bahwa itu bukan diartikan sebagai perintah, tapi sebuah pilihan yang bijak oleh sersan SDY.

Dalam perjalanan dari down town menuju camp militer, komandan YSJ nampak sedih. Dokter KMY pun bertanya apakah ada sesuatu yang terjadi. Sang kapten menjawab bahwa salah satu anak buahnya akan di transfer dari Mowuru.

“apakah kamu bersedih karena iri kepada temanmu yang akan bertugas mendekati rumah? Atau sedih karena akan berpisah dengan kolegamu itu”

“aku sedih karena perintah itu tiba-tiba datang”

“bukankan semua prajurit menaati perintah”

“perintah itu bukan dari komander kami, tapi dari seorang ayah”

“oh, melodrama yang dibintangi ayah Myong Ju nampaknya masih airing, aku jadi penasaran bagaimana mereka bertemu”


Kapten YSJ pun menceritakan bagaimana mereka bertemu untuk pertama kalinya.
Saat batalion SDY sedang dalam training, perwira MYJ merupakan dokter yang mengawal training mereka. Saat itu SDY menolong banyak koleganya dan menyemangatinya untuk sampai titik akhir. Sebagai dokter pengawas, MJ mengingatkan SDY untuk menjaga staminanya agar dia juga bisa sampai di titik akhir dengan selamat. Karena cara Myong Ju mengingatkan dengan sengitnya, percakapan yang seakan berdebat terjadi. SDY berkata walaupun ia menolong banyak temannya ia tidak akan kehabisan stamina dan ia akan menjadi orang pertama yang berada dititik akhir. MJ menjawab apakah itu semua untuk sebuah liburan yang ia inginkan, untuk mengacaukan acara pernikahan mantan pacarnya. Dan dengan lantang tanpa ragu, SDY menjawab “iya memang begitu”. Kemudian saat SDY akan berangkat ke acara pernikahan mantan pacarnya tersebut, tiba-tiba MJ masuk ke mobil dan secara tidak langsung ia akan ikut diacara tersebut, iapun ganti baju pesta dimobil dengan konsep ‘bidadari’. Ia melakukan hal itu dengan satu syarat.


Cerita kapten YSJ berhenti sampai disitu, dan Kapten YSJ serta doket KMY sampai di suatu pantai.
“jika ingin mendengar cerita selanjutnya ikuti aku” lanjut kapten YSJ
Banyak pertanyaan yang diajukan oleh sang dokter. Ia juga sangat penasaran apakah syarat yang diajukan MJ.  Jawaban dari kapten adalah “disitu aku masuk”. Ceritapun berlanjut, ternyata ayah MJ sudah bermaksud menjodohkan anak perempuannya itu dengan kapten YSJ, dan MJ tau bahwa kapten YSJ akan menjadi komandan dari sersan SDY. Iapun meminta kepada sersan SDY untuk mengatakan pada komandannya itu jikalau ia dan sersan SDY sudah berpacaran. Hal ini dikarenakan MJ tidak menaruh hati dengan kapten YSJ, sosoknya bukanlah tipe lelaki yang dia suka, karena ia terlihat congkak dimata MJ. Sersan SDY menyetujui syarat yang diajukan.
Dokter KMJ mengomentari cerita YSJ dengan sebuah persetujuan “memang MK sangat berbakat untuk merusak hubungan suatu pasangan”.
Mereka akan mengendari kapal boat untuk menuju ke suatu tempat, dan dokter KMY tak masih penasaran


“sebentar, apakah maksud ceritamu itu bahwa sersan SDY, MJ dan kau ada dalam cinta segitiga?”
“iya”
“sampai sekarang?”
“iya”
“lalu, bagaimana posisimu disitu”
“kenapa kau banyak tanya, kukira kamu tidak tertarik padaku”
“aku memang tidak tertarik, hanya penasaran saja”
“tapi pertanyaanmu itu menunjukkan bahwa kamu tertarik padaku”


Kapal boat pun melaju menuju suatu pantai, di pantai tersebut terdapat bangkai kapal. Pantai tersebut terlihat sangat indah dengan airnya yang berwarna biru jernih dan pasirnya yang putih, bangkai kapal yang sudah berkarat tersebut melengkapi keindahan pantainya.
Dokter MY terkagum dengan keindahan pemandangan yang ada di depan matanya. Dokter MY ingin mengekplorasi bangkai kapal tersebut. Percakapan pun dilanjutkan sambil keduanya berjalan menuju reruntuhan kapal. Komandan YSJ menceritakan bahwa ada suatu mitos bahwa jika ingin kembali berkunjung ke tempat tersebut, kita harus mengambil batu yang ada dipantai itu. Dokter MY tak percaya, jikalau mitos itu benar, pasti batu disitu akan habis. Sang kapten melanjutkan cerita, jika orang tersebut berkesempatan untuk datang lagi, maka ia harus meletakkan batu yang ia ambil ditempat semula. Keduanya terus berjalan menyusuri bangkai kapal. Keindahan bangkai kapal tersebut benar-benar menyihir dokter MY, dan ia benar-benar tergakum. Dokter pun bertanya kepada sang kapten apakah ia pernah tersihir dengan suatu keindahan, ia menjawab
“pernah, kurasa kamu tahu” diam sejenak “aku belum mendapatkan jawabannya, apa kabarmu selama ini, apakah kamu masih tetap ‘seksi’ di ruang operasi?”

dokter MY menjawab dengan menjelaskan keadaannya sekarang, bahwa ia tidak lagi bertugas dirunag operasi. Dengan adanya situasi yang mengahruskan dia dikirim ketempat itu, bukan karena ia dengan senang hati menjadi relawan. Saat ia kembali ke Korea, ia harus menata kembali karirnya untuk mendapatkan tempatnya seperti semula. Ia akan menjadi dokter yang sangat sibuk.
“oh, I see” jawab YSJ singkat.

Hari sudah mulai gelap, beberapa anggota tim medis yang lain yang berada di camp militer mempersiapkan makan malam mereka. Dokter Ajushi *baru tahu namanya dokter Sang Hyun* membuat telor ceplok dan bibimbap dengan ukuran besar. Mereka akan memakannya bersama-sama dengan ditempat yang sama, namun mas dokter menolak, ia ingin mengambil bagiannya ke piring kecil miliknya, ia juga mengambil telor ceplok satu-satunya yang ada di bimbimbap itu. Hal itu membuat Pak Dokter Ajushi geram, ia mengambil telur tersebut dan memakannya, sehingga si mas dokter agak kesal dan tidak jadi makan. Ia kemudian pergi keluar untuk menelpon istrinya yang sedang hamil, tiba – tiba ia dikagetkan dengan kedatangan anak kecil penduduk lokal yang memegangnya dengan tangan sangat kotor sehingga baju putihnya terkotori oleh cap tangan dari anak itu. Ia langsung menyudahi pembicaraannya lewat telpon. Si mas dokter ini mengingatkan anak kecil itu agar tidak memegang sembarangan orang yang ia temui dengan tangannya yang kotor. Beberapa saat kemudian, anak kecil tersebut muntah dan tiba-tiba pingsan. Si mas dokter membopongnya kedalam ruang medis. Bertepatan dengan mobil sang kapten dan dokter MY tiba di camp militer tersebut kembali.

anak tersebut dibaringkan dalam ruangan perawatan medis. Diagnosa dilakukan langsung oleh dokter MY, tapi tidak ada diagnosa yang pasti dengan melihat beberapa tanda yang muncul. Kemudian sang kapten, memberikan saran
“apakah mungkin ia teracuni oleh timbal”
“apakah ia menjilati sesuatu” tanya dokter MY kepada si mas dokter
“iya, dia menjilati jarinya sambil berbicara, aku tak mengerti bahasa mereka”
“dia terkena anemia akibat dari malnutrisi, setelah timbal masuk dalam tubuhnya ia mengenalinya sebagai nutrisi dan tubuhnya menyerapnya dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga ia pada kondisi ini” diagnosa dari dokter MY setelah mendengat penjelasan mas dokter dan mengingat kejadian yang dialaminya bersama beberapa anak kecil lainnya disekitar camp militer tersebut
kapten beranjak pergi dan memintanya untuk memanggilnya saat anak ini terbangun, mengingat ia bisa berbicara sedikit menggunakan bahasa mereka. Dokter MY berterima kasih dan bermaksud untuk membuat garis bahwa tim medis dan tim militer sebaiknya menjalankan tugasnya masing-masing. Mereka berdua sedikit berdebat karena sulitnya sang dokter untuk mendiagnosa penyakit.
Sang kapten menyusuri tangga dan menuju ruangan, yang kemudian terdengar suara sirine *sepertinya tanda keadaan darurat*. Wakil kapten melaporkan kepadanya bahwa FPCon *semacam keadaan darurat* memerintahkan untuk menjaga keamanan medicube *ruang perawatan* dengan ketat karena akan ada pasien VIP yang harus dirawat disitu. Prajuritpun bersiap dengan segala perlengkapan perang mereka dan memerintahkan tim medis untuk berkumpul di ruang perawatan tau medicube.

Pasien VIP tersebut adalah Bapak Mubarat, ketua pererikatan negara arab dan merupakan salah satu anggota royal family dari kerajaan uni emirat arab. beliau melakukan kujungan ke timur tengah dan kebetulan melintasi daerah tersebut. beliau juga merupakan politikus yang sangat disegani di negara – negara arab, berperan aktif dalam menjaga perdamaian negara – negara arab, juga merupakan salah satu kandidat penerima noble prize. Namun ia juga merupakan salah satu target musuh sebagai orang yang berada dalam daftar list untuk dibunuh. Petinggi militer di Korea, akan mengontrol kondisi militer di daerah perbatasan tersebut, dengan mempertimbangkan kondisi politik di korea.

Di camp militer di Urk, tim medis dan tim khusus sudah bersiap untuk menyambut kedatangan pasien VIP. Kapten YSJ memberikan rekam medis pasien kepada dokter KMY, namun banyak dari data medis yang disembunyikan. Sang dokter maklum mengingat pasien tersebut adalah orang penting, sehingga keadaan sebenarnya tentang kondisi kesehatan mereka adalah kelemahan mereka.
Melalui radio komunikasi, kapten YSJ diminta melaporkan kondisi di camp tersebut, dan Blue House juga memonitor keadaan. Tim medis melakukan pemeriksaan awal, namun kondisi dari pasien VIP dengan apa yang tertulis di rekam medisnya kurang sesuai. Tiba – tiba tekanan darahnya menurun dan kondisinya menjadi sangat kritis, dokter MY menyarankan untuk segara dilakukan tindakan operasi. Namun bodyguard Pak Mubarat ini menolah dengan keras, mengatakan bahwa hanya dokter arab yang boleh membedah Pak Mubarat, dan dokter tersebut akan tiba satu jam kemudian. Perdebatan terjadi antara Dokter MY dan ketua bodyguard *sebutlah begitu*, dan disisi lain Kapten SJ mendapat perintah dari atasannya untuk tidak mengambil tindakan yang membahayakan posisi politis dan diplomatis militer Korea. Kapten SJ bertanya kepada dokter MY apakah pasien memang bisa diselamatkan, dokter MY tak langsung menjawab melainkan memberikan penjelasan tentang kondisi pasien. Kapten SJ mengulangi pertanyaannya, bisa atau tidak pasien diselamatkan. Dokter MY menjawab “iya bisa”. Kapten SJ pun mematikan radio komunikasinya, dan mengarahkan senjatanya kearah bodyguard dan menyuruh dokter MY untuk segera melakukan tindakan penyelamatan.


 

*taraaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa bersambung

Eeeeng iiiinggg eeengggggg……
Tetep seru, silahkan melihat sendiri ceritanya. Maafkeun dengan sinopsis yang masih kacau dan belepotan. Hahahhaha.. here it is soundtrack of the day *baru keluar tadi malam*  









Tidak ada komentar: